Instrumen gamelan Jawa silih berganti dengan gamelan Bali dan dipadukan dengan flute dan gitar. Adapun suara drum bersautan secara harmonis dengan gemuruhnya gong mengiringi para penari yang aktif berakting dengan gerakan gemulai Jawa serta dinamisme ala Bali.
Tarian ini ditampilkan sebanyak 124 orang yang silih berganti naik panggung tanpa jeda setelah dua bulan penuh menjalani latihan secara maraton. Mereka adalah warga Rusia dari kelompok musik Koservatory dan Asosiasi Pencak Silat Moskow serta masyarakat Indonesia yang bermukim di Moskow. seperempat dari mereka adalah siswa siswi SD hingga SMA Sekolah Indonesia Moskow (SIM) serta ibu-ibu Dharma Wanita.
Dalang perhelatan satu setengah jam tersebut adalah Anter Asmorotedjo dan I Wayan Berata, koreografer dan pelatih musik kontemporer yang sedang bergabung dengan KBRI Moskow. Dua orang ini memang sudah malang melintang dalam pementasan tari dan musik campuran di berbagai negara Asia, Amerika dan Afrika.
Duta Besar RI untuk Rusia, Hamid Awaluddin tampak sangat puas dengan mulusnya atraksi panggung dan jumlah penonton yang membeludak. ”Ini adalah kerja keras yang mencerminkan menghangatnya kembali hubungan bilateral Indonesia-Rusia. Setelah masa Orde Baru terjadi jeda, kini derap kerjasama keduanya kembali menggelora,” ujarnya sedikit puitis.
Duta Besar Hamid Awaluddin layaknya pemeran sang Kresna menerima ucapan selamat tanpa henti dari para diplomat, wartawan hingga masyarakat umum Rusia. ”Excellent and incredible. Spasiba balsoy,” ucap mereka tanpa henti. (sumber: KBRI Moskow)
kutipan : www. deplu.go.id
No comments:
Post a Comment